Minggu, 31 Januari 2010

Anda Kecanduan Seks? Ini Terapinya

Sejak skandal pegolf Tiger Woods terungkap, soal kecanduan seks jadi masalah besar.
Sabtu, 30 Januari 2010, 21:00 WIBElin Yunita Kristanti, Muhammad Chandrataruna

Media VIVAnews pada hari Minggu (31/01) telah merelis tentang Kecanduan Seks dan terapi Terapi penyembuhanya yakni - Awalnya, berbicara tentang kecanduan seks seperti hal biasa, bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan atau ditakutkan. Namun, sejak skandal pegolf Tiger Woods terungkap, ini jadi masalah besar. Apalagi di mata wanita.

Para pecandu seks selalu terobsesi dengan aktivitas seks dan memiliki segudang pengalaman seks yang tak terkendali. Meski, mereka tahu ada sejumlah konsekuensi negatif yang menunggu.

Hingga kini, belum diketahui apakah candu ini berasal dari faktor fisiologis, psikologis, atau kombinasi keduanya.

Umumnya, para pecandu memiliki sejarah seks yang rumit dan pengalaman seks yang membuatnya merasa bersalah, minder, dan depresi.

Gangguan psikologis lain, seperti gangguan bipolar atau gangguan obsesif-kompulsif juga sering jadi penyebab.

Jika Anda kecanduan seks hanya dengan pasangan, mungkin bukan masalah. Namun, ketika kecanduan seks Anda sudah mulai "mengganggu" Anda atau orang sekitar Anda, ada tiga tips dari LiveStrong, yang mungkin bisa menolong Anda menghadapi persoalan yang "unik" ini.

1. Konsultasi dengan ahli kejiwaan

Ketika seks sudah mengganggu psikologis Anda, kami menyarankan agar menempuh jalur psikoterapi. Psikoterapi mampu memperlakukan kecanduan dan perasaan-perasaan negatif secara terarah. Baiknya, Anda memilih ahli terapi yang berpengalaman mengobati perilaku seksual kompulsif.

Melalui psikoterapi, Anda akan menerima terapi khusus untuk kecanduan seks secara pribadi atau kelompok (grup), sekedar rawat inap dan rawat jalan, sampai program-program yang tersedia. Tetapi, jika kecanduan seks Anda cukup parah sehingga mengganggu orang lain, dianjurkan untuk rawat inap di awal.

2. Carilah bantuan dengan obat

Mungkin beberapa obat psikiatris bisa mengobati psikologis Anda yang kecanduan seks. Antideprean, khususnya SSRI (selective sorotin reuptake inhibitor), yang sering diresepkan untuk kecanduan seksual, layaknya depresi yang merupakan masalah umum. Obat anti-cemas dan obat-obat penenang berdosis ringan mungkin juga bisa meminimalisasi candu di kepala Anda.

Anti-androgen juga bisa diandalkan, karena ia mampu menghambat hormon seks dan mengurangi gejolak. Juga Naltrexone, yang secara konvensional sering digunakan untuk pecandu narkotik dan alkohol.

3. Mengikuti diskusi bersama grup

Jika Anda menunjukkan kemajuan karena kecanduan seks Anda kunjung sembuh, mungkin langkah selanjutnya yang paling tepat adalah merujuk ke kelompok swadaya. Ini diperlukan untuk mencegah kambuh.

Di Amerika Serikat, ada Alcoholics Anonymous sebagai contoh. Kelompok ini biasanya menyuguhkan 12 program terpadu untuk anggotanya agar tidak kembali mencandui seks.

Selain itu, ada pula Sex Addicts Anonymous (SAA), Sexaholics Anonymous (SA), dan Sex and Love Addicts Anonymous (SLAA). Dalam pertemuan-pertemuan, Anda dipersilahkan berbagi dan membahas tentang kecanduan seks yang Anda alami. Dengan begitu, Anda akan menerima dukungan dari teman lain yang bisa membuat hati dan kehidupan seksual Anda lebih tenang dan berbahagia.• VIVAnews

Rabu, 06 Januari 2010

13 Sikap Positif Seks (Bagian 2-Tamat)

Artikel sebelumnya..

8. Konteks Cinta
Seks yang paling memuaskan terjadi jika Anda dan pasangan saling mencintai.

9. Bersedia membantu
Terkadang pasangan Anda mengalami kesulitan seksual yang tidak bisa diatasinya sendiri. Jangan biarkan masalah tersebut berlarut-larut dibiarkan merusak hubungan Anda dan pasangan. Tawarkan padanya untuk mencari bantuan profesional untuk mendapatkan solusinya.

10. Kesehatan yang baik
Rawatlah diri, tak hanya ragawi tetapi juga jiwa Anda. Ini juga diberlakukan pada seks, karena jika Anda sehat itu berarti Anda akan merasakan segala hal lebih menyenangkan dibanding Anda sakit. Kebiasaan pribadi dengan menjaga kesehatan akan meningkatkan kemampuan Anda untuk tetap sehat.

11. Egalitarianisme
Tak ada yang membedakan antara pria dan wanita, dalam hal seks sekalipun. Seks bukan berarti pria yang pertama memulainya dan wanita diharuskan bersikap pasif. Seksisme menempatkan orang dalam kategori simplistik dan terbatas, sikap seks yang sempit seperti ini malah membatasi pengalaman erotik.

12. Sensualitas
Seks adalah proses erotik yang dapat dinikmati pada tiap stadium/tahapan. Jika setiap pasangan mampu fokus pada kenikmatan sensual ini, maka mereka akan mengalami seks secara lengkap.

13. Humor
Seks tak selalu harus serius, justru jadikan seks sebagai hal yang menyenangkan dan kadang-kadang lucu. Setiap pasangan yang dapat menertawakan setiap momen bercinta yang konyol justru akan membantu mereka meminimalkan kecemasan yang timbul.


(konseling/maya)

Senin, 04 Januari 2010

13 Sikap Positif Seks (Bagian 1)


Seks mebutuhkan juga sebuah kekuatan untuk berpikir positif. Dalam seks, sikap yang tepat akan memberi energi positif dalam diri Anda, dan tindakan positif akan mengikuti pikiran yang positif.

Berikut ini 13 sikap untuk seks super yang dikutip Cybernews dari sebuah buku yang ditulis oleh ahli terapi seks Joel D. Block. Ph.D dalam bukunya Secrets of Better Sex.

1. Pengetahuan
Sebagian masyarakat terkadang masih percaya mitos atau hal yang keliru tentang seks. Semisal, wanita yang tidak mampu mencapai orgasme saat berhubungan intim dikatakan sebagai frigid. Pria yang mengalami ejakulasi dini berarti memiliki masalah keintiman. Sedang pria yang tak mampu ereksi saat bercinta akan marah hebat pada pasangannya. Penting untuk memiliki pengetahuan yang luas tentang seks. Ini untuk menghindarkan kita dari segala misinformasi seksual yang akan menimbulkan kesalahpahaman, dan berakibat fatal, bisa melukai perasaan dan menurunkan level kenikmatan seksual.

2. Keberanian
Butuh sedikit keberanian dalam bermain seks. Jangan biarkan rasa takut itu menyerang Anda dan perasaan malu membatasi perilaku seks Anda. Takut gagal dan tak mau terlihat tolol atau tidak dapat memenuhi harapan Anda atau pasangan justru akan menghentikan keinginan untuk mencoba teknik baru, melakukan variasi posisi atau memintanya melakukan jenis percintaan yang pasangan inginkan.

3. Kebebasan
Kebebasan seksual adalah kebebasan dari belenggu tirani dari kata "harus". Seks bukanlah keharusan, tetapi tentang sebuah keinginan yang ingin dicapai bersama. Carilah jawaban tentang apa yang Anda dan pasangan inginkan, bukannya berpikir tantang keharusan yang Anda mau. Itu egois namanya.

4. Keterlibatan
Untuk mencapai kepuasan tertinggi dibutuhkan juga keterlibatan dengan pasangan Anda. Anda tak akan mampu terlibat dalam pengalaman seks yang menyenangkan jika Anda dan pasangan terlalu sibuk memperhatikan potensi dan kepuasan seks masing-masing.

5. Kepercayaan
Seks terbaik adalah jika dua orang yang terlibat di dalamnya merasa cukup aman dan nyaman satu sama lain dan bisa saling menguatkan. Butuh keyakinan bahwa diri Anda akan diterima secara penuh oleh pasangan.

6. Keseluruhan
Dalam seks, seperti juga sebuah kehidupan, siapa yang mampu akan membantu yang tak mampu dengan berbagi. Ini sangat baik untuk meningkatkan pengalaman sendiri dan pasangannya.

7. Komunikasi
Pastikan Anda menjadi komunikator yang efektif dengan mengatakan apa yang Anda mau secara akurat tanpa perlu menyebabkan pasangan sakit hati.

Bersambung..

Sabtu, 02 Januari 2010

Wanita Bahagia dengan Seks

Pada hari Sabtu (02/01) di awal bulan ini, Suara merdeka merilis tentang betapa bahagianya seorang perempuan tentang sex, inilah cerita dalam rilisnya Menjalani kegiatan seksual secara aktif terbukti membawa kebahagiaan dibanding kemakmuran secara finansial. Itulah hasil penelitian yang dilakukan David Blachflower, pakar ekonomi dari Dartmouth College, dan Andrew Oswald dari Universitas Warwick di Inggris. Bahkan wanita yang terbilang aktif secara seksual juga membuat dirinya dua kali merasa seksi.

Penelitian dilakukan pada sekitar 16.000 orang yang dijadikan sebagai sampel. Ditemukan pada penelitian itu bahwa seks memberi pengaruh yang kuat dan positif pada kebahagiaan itu sendiri. Seks juga didentikkan dengan kebahagiaan. Nmaun ini bukuan berarti hidup miskin dan aktif secara seksual bisa membuat hidup lebih bahagia dan bermakna.

Seperti dikutip Cybernews dari jurnal Money, Sex and Happiness: An Empirical Study yang diterbitkan National Bureau of Economic Research, disebutkan bahwa mengubah pola hubungan intim sekali per bulan menjadi dua kali seminggu setara dengan merasa bahagia setelah mendapat tambahan penghasilan sebesar 50.000 dolar AS, untuk rata-rata pekerja di Amerika.

Jadi bisa disimpulkan bahwa uang masih menjadi penentu kebahagiaan seseorang, meski harus dilihat juga dari sisi psikologisnya dan menyadari ada hal lain yang jauh lebih penting dari sekedar materi atau finansial.

Blanchflower juga mengatakan tak ada hubungan langsung antara uang dan seks, karena rata-rata orang dengan penghasilan berbeda cenderung memiliki frekuensi seks yang sama. Namun tak dipungkiri, seks memiliki efek lebih besar pada kebahagiaan seseorang terutama mereka yang memiliki pendidikan tinggi dan lebih kaya, dibanding mereka yang berpendidikan rendah dan lebih miskin.

Rata-rata mereka yang paling bahagia adalah mereka yang paling banyak berhubungan seks secara rutin dan sehat, dalam hal ini pasangan yang sudah menikah atau mereka yang memiliki komitmen hubungan.

Selain itu, ikatan perkawinan yang stabil juga memberikan tingkat kebahagiaan, dan meningkatkan pemasukan sekitar 100.000 dolar AS/tahun. Sementara pasangan yang bercerai mengalami penurunan penghasilan sekitar 66.000 dolar AS/tahunnya.

Tingkat kebahagiaan memang tidak selalu dihubungkan dengan kehidupan seksual. Namun menurut perhitungan ekonomi, mereka yang bahagia adalah mereka yang aktif secara seksual. Memang tak bisa dipungkiri seks dan kebahagian adalah dua sisi yang saling melengkapi.

"Berbagai studi sebelumnya menyatakan orang depresi cenderung jarang melakukan aktivitas seks. Namun saat mereka bahagia, atau terbebas dari depresi, secara otomatis aktivitas seks mereka akan meningkat, itu sudah pasti," kata pakar psikologi dan terapi seks, Dr Robert Hatfield, dari Universitas Cincinnati dan juru bicara Society for the Scientific Study of Sexuality.